GenPI.co - Pendaftaran CPNS 2021 dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) sudah dimulai sejak 30 Juni 2021.
Namun sampai masuk hari kesembilan, Kamis (8/7/2021), pelamar dari kalangan honorer K2 untuk formasi PPPK guru dan nonguru banyak yang belum bisa mendaftar.
Hal itu diungkapkan Ketum Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I), Titi Purwaningsih.
Dia mengatakan pendaftaran PPPK 2021 tidak semudah yang diucapkan.
Terbukti, ujar dia, banyak guru honorer K2 maupun tenaga teknis sampai sekarang belum bisa mendaftar PPPK 2021.
"Mereka banyak yang putus asa," kata Titi kepada JPNN.com, Kamis (8/7/2021).
Kendala yang dihadapi, jela dia, untuk PPPK nonguru, honorer K2 dihalangi oleh persyaratan administrasi seperti sertifikat keahlian dan indeks prestasi kumulatif (IPK).
Sedangkan untuk PPPK guru, honorer K2 terganjal tidak adanya formasi.
Titi kemudian membandingkan seleksi 2021 dengan rekrutmen PPPK 2019, yang syaratnya sangat mudah.
Berbeda dengan PPPK 2021 yang persyaratannya supersulit.
"Saya sampai bingung sendiri melihat proses pendaftarannya begitu berliku. Syaratnya berat," beber Titi.
Dia mengaku menerima banyak pengaduan dari guru honorer K2 yang tidak bisa mendaftar.
Misalnya, masalah karena di daerah guru honorer K2 tersebut tidak ada formasi PPPK guru.
Kondisi tersebut, ujarnya, bertolak belakang dengan sosialisasi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim bahwa seluruh guru honorer bisa mendaftar meskipun di daerahnya tidak ada formasi.
Titi mencontohkan di Sulawesi Tenggara, guru honorer K2 mengalami kendala karena di sekolah tempat mereka mengabdi tidak ada formasinya.
Menurut dia, mereka mencoba mendaftar di tempat lain tetapi tidak bisa karena sudah ada guru honorernya yang telah masuk data pokok pendidikan (dapodik).
"Kalau sudah begini bagaimana mereka bisa mendaftar PPPK," ucap Titi.
Selain itu, Titi mengungkapkan ada guru honorer K2 mencoba mendaftar di sekolah lainnya atau bukan tempat guru tersebut mengabdi, tetapi ditolak sistem.
Karena, di sekolah tersebut sudah ada guru honorernya yang masuk Dapodik.
Titi pun mengimbau pemerintah untuk memberikan solusi tersebut.
Jika tidak, kata Titi, maka akan banyak honorer yang tertinggal karena tak ada formasinya.
"Mas Nadiem ingin memuliakan para guru honorer. Kami berharap ada kebijakan terhadap masalah ini sebelum pendaftaran ditutup," harap Titi Purwaningsih. (*/JPNN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News