GenPI.co - Bupati Belu Willybrodus Lay meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memasukkan Bahasa Tetun dalam kurikulum pendidikan. Khususnya untuk Sekolah Dasar di wilayah perbatasan dengan negara tetangga, Timor Leste.
"Kalau bisa Pak Menteri, Bahasa Tetun dimuat dalam kurikulum muatan lokal khusus sekolah-sekolah dasar di perbatasan negara ini," katanya di Kupang, Rabu (15/5)
Permintaan tersebut disampaikan secara langsung dalam acara kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy kei SMAN 1 Atambua, Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu.
Baca juga: Benahi Infratruktur, NTT Berencana Pinjam 3T dari Tiongkok
Ia mengatakan ada banyak suku dan bahasa daerah di daerah setempat. Salah satunya Bahasa Tetun yang juga digunakan warga di Timor Leste.
Namun, katanya, banyak pelajar SD bahkan hingga tingkat menengah atas di daerah itu yang tidak lagi mengenal Bahasa Tetun. Padahal bahasa tersebut merupakan produk kearifan budaya lokal.
"Di kota ini banyak sekali anak-anak sudah tidak mengerti Bahasa Tetun. Negara tetangga kita, Timor Leste, juga pakai Bahasa Tetun namun saat berkunjung ke Belu banyak yang tidak mengerti saat berkomunikasi dengan di sini alasannya karena tidak tahu Bahasa Tetun," katanya.
Jika Bahasa Tetun termuat dalam kurikulum muatan lokal, ia optimistis bisa menunjang para pelajar di wilayah beranda terdepan NKRI itu dalam mengembangkan keterampilan fungsional mereka.
"Selain itu juga untuk menumbuhkan kepedulian anak-anak di sini terhadap masalah-masalah lingkungan sekitar," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Bupati Willybrodus juga memperkenalkan tarian tradisional setempat, Likurai, kepada Menteri Muhadjir Effendy berserta rombongan.
Tarian Likurai, katanya, salah satu "branding" utama wisata budaya di Kabupaten Belu yang terus dipromosikan setiap tahun melalui kegiatan pariwisata berskala nasional, yaitu Festival Fulan Fehan. (ANT)
Lihat juga video berikut
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News