GenPI.co -
Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono memberikan kritik tajam terhadap Menteri BUMN Erick Thohir karena masuknya Abdee Slank ke jajaran komisaris Telkom.
“Pengangkatan musisi Slank jadi Komisaris Telkom menunjukan kalau pemerintahan Jokowi terutama Erick Thohir dalam melakukan rekrutmen di jajaran Komisaris BUMN benar benar hanya didasarkan oleh balas jasa,” ujarnya kepada GenPI.co, Rabu (9/6/2021)
Arief juga menyinggung sepinya tawaran manggung musisi Slank itu.
“Abdee Slank mungkin lagi seret order manggung dan bukan didasarkan pada kapabilitas dan pengalamannya untuk duduk sebagai Komisaris di BUMN yang sahamnya terbilang kinclong di bursa saham,” imbuhnya.
Anak buah Prabowo Subianto itu memaparkan bahwa Telkom berhasil melakukan efisiensi cost dengan menghasilkan laba bersih naik 11,5 persen pada 2020 atau setara dengan Rp 20,8 triliun. Nilai itu tentu lebih besar dari periode yang sama pada 2019 yang hanya Rp 18,66 triliun.
Dari sisi pendapatan juga naik sebesar 0,7 persen menjadi Rp 136,46 triliun dari sebelumnya Rp 135,57 triliun.
“Ini menunjukan kinerjanya Telkom memang moncer yang mana biaya OPEX turun tetapi pendapatan naik dan laba naik, artinya program efisiensi OPEX Telkom berhasil,” paparnya.
Selain itu, Arief mengatakan bahwa saham Telkom berhasil masuk ke zona hijau kembali di bursa saham.
Padahal industri Telkom juga terdampak dengan pengaruh pandemi covid-19.
Namun, tak dipungkiri bahwa akibat PSBB dan pandemi terjadi perubahan gaya hidup masyarakat yang banyak mengunakan fasilitas layanan digital dalam menjalankan aktivitasnya setiap hari
Hal ini dinilai tidak lepas dari kerja karyawan Telkom dan jajaran direksi dan komisaris yang sebelumnya yang bekerja keras dan sangat professional.
“Ini sekarang pemusik Abdee Slank yang sama sekali tidak punya pengalaman sekali dalam bidang industri telekomunikasi ditempatkan sebagai komisaris independen Telkom?,” tanya Arief.(*)
GenPI.co -
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News