GenPI.co - Kebijakan pembatasan dan larangan mudik lebaran disebut akan sangat mempengaruhi tingkat hunian hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ketua DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranawa Eryana mengatakan dari pengalamannya selama masa pandemi, tamu kebanyakan dari Jawa Tengah, seperti Solo, Magelang, Klaten, dan lainnya.
BACA JUGA: Hotel Jadi Pilihan Isolasi Mandiri Pemudik di Yogya
“Tentu sangat berpengaruh. Jalan satu-satunya adalah dengan membidik aparatur sipil negara (ASN) menjadi tamu,” katanya di Yogyakarta.
Menurut Deddy, jika pemerintah daerah mengimbau ASN yang dilarang mudik juga untuk menginap satu atau dua hari tentunya bisa meningkatkan okupansi saat libur lebaran.
Deddy mengatakan para pegawai juga diharapkan makan bersama keluarga di restoran-restoran di DIY sehingga bisa memutar perekonomian.
“Kami pelaku jasa pariwisata mengandalkan pergerakan orang atau wisatawan untuk menggerakkan ekonomi. Kebijakan larangan mudik dan pembatasan ini sangat berat,” ucapnya.
Kendati begitu, kebijakan ini menurutnya memang untuk mencagah penularan Covid-19 saat masa lebaran.
“Jika tidak ada tamu dari luar, kami berharap ASN maupun masyarakat menginap di hotel. Misal dari Kota Yogya menginap di kabupaten lain, atau sebaliknya,” tuturnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko mengatakan untuk pergerakan wisatawan diprediksi hanya dari lokal DIY saja saat libur lebaran.
“Pergerakan akan didominasi lokal, karena ada penyekatan di perbatasan,” kata dia.
BACA JUGA: Mudik di Hotel Aja, Luminor Pecenongan Kasih Promo Menarik!
Menurut Wahyu, bukan berarti orang luar daerah tidak akan berwisata di Yogyakarta. Sebab, masih ada mahasiswa dari luar daerah yang tidak mudik.
“Kami ingatkan kembali pengelola hotel, restoran maupun usaha jasa wisata lain untuk memastikan penerapan protokol kesehatan,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News